Kisah seorang putri yang tengah menggalau dengan kejombloan-nya, ia tinggal bersama dengan
dayang-dayangnya disebuah kerajaan Enrekang,
namanya putri Barakah. Tiap tahun
sang putri memiliki kebiasaan mengendarai pete-pete kesayangannya, menyusuri pegunungan
Sidrap demi sampai disebuah sumur yang konon katanya jika mandi dengan air
sumur tersebut maka akan dipertemukan oleh jodohnya yaitu, tempat itu kenal
sebagai Sumur Jodoh, sumur yang
terletak di kerajaan Parepare. Hal ini sang putri lakukan setelah beberapa kali
gagal dalam percintaan dengan berbagai pangeran dari berbagai kerajaan di Sulawesi.
Kisah cintanya menjadi buah bibir bahkan melegenda dilingkungan
masyarakat Sulawesi. Berawal dari kunjungannya ke kerajaan Parepare pada jamuan
makan malam yang diadakan oleh pangeran Soreang.
Sejak saat itu sang pangeran jatuh hati kepada sang putri, ibarat tai kucing rasa coklat apapun segalanya
jadi indah.
Hingga suatu hari sang pangeran memutuskan untuk pergi dari
kehidupan sang putri, "Putus
maki...!!" tegas sang pangeran yang kemudian hendak berlalu, namun
tertegun oleh sergap sang putri. "kenapaki
putuskan ka pangeran ? Apa salahku kasiang ? 3 tahun mi kita lalui sama-sama, beginiji
pale akhirnya ?" terbata sang putri menanyakan putusan Pangeran. Namun
apa daya, Putri Barakah tak mampu menghalau keinginan Pangeran untuk menyudahi
semuanya.
Gelap malam menambah keheningan menjadi lebih dalam, belum
lagi isak tangis sang putri sembari bertanya-tanya dalam hati perihal putusan
itu. Seminggu kemudian tersebar kabar di seantero kerajaan, bahkan kabarnya tak
tertahan hingga ke kerajaan lain, bahwa pangeran Soreang telah memutuskan hubungan dengan putri Barakah. Tangis
semakin menjadi-jadi, dimana kehangatan pembicaraan itu ditambah lagi dengan kabar
bahwa pangeran Soreang akan mempersunting putri kerajaan Makassar, yang bernama
Putri Sudiang, sang putri yang
terkenal dengan rambut rebonding dan behel
giginya.
Mendengar kabar pernikahan Pangeran Soreang dengan Putri
Sudiang, hati Putri Barakah pun
hancur berkeping-keping, dunia rasanya terbalik, seolah banjir bandang salu saddang di pipinya, perasaannya
bagai dipecok-pecok tarasi, digiling bagai adonan kue lebaran, Aaaaaaaahhhhh sakit
rasanya. Rintih Putri Barakah yang kesekian kalinya Gegana (Galau Gelisah Merana) karena cinta.
Ini bukan yang pertama bagi putri Barakah, baginya sudah
semakin hebat saja dalam persoalan patah hati. Tetapi hal itu tak kunjung
membuat sang Putri untuk melipir sejenak dari romansa masa muda. “harus ka move on !” tegasnya dalam hati
yang kian terbakar api kemarahan.
Sumur Jodoh
Setahun sudah berlalu, dua tahun hingga tiga tahun, sang putrid
belum sukses dalam urusan percintaannya.
“Haaaaaaaahh...
Segarnya ini air.." ujar sang putri dikala mengunjungi sumur jodoh
yang kesekian kalinya. Telah sering ia mengunjungi sumur yang dianggap mampu
mendatangkan jodoh bagi mereka yang menggunakan airnya untuk mandi atau pun
sekedar membasuh wajah, “tapi kenapa
belum pi datang jodohku, apa tassangku I di sumur ?”, Tanya Putri Barakah
dalam hati.
Hari sudah semakin gelap, beberapa pengunjung sumur sudah
mulai bergegas pulang, tetapi tidak bagi putrid Barakah, ia tertegun dan
melamun memandangi dirinya di air sumur, walaupun sesekali ikan mujair muncul
mengibaskan ekornya."Beberapa tahun
belakangan sering sekali maka datang kesini, tapi kenapa belum datang-datang
jodohku di'.??" Kembali sang putri menggumamkan tanya.
Terang semakin tersapu gelap, supir pete-pete yang
ditumpangi putrid Barakah mengunjungi sumur pun mulai gelisah ingin segera
pulang. “putri… !! ayok mi pulang eee..
na cari ma juga istriku, mau dibelikan es babel” teriak sang supir mengajak
putrid Barakah untuk segera berlalu. Putri Barakah bangkit dari tempat
duduknya, dan berjalan ke arah pete-pete yang terparkir bebas dengan spanduk
caleg dibelakangnya.
Tiba-tiba, “heeeiii
tungguka.. mauki kemana gadis kecil.??" Teriak seorang lelaki dari
arah belakang. (anggap saja slow motion) dimana putri setelah mendengar
teriakan yang mengarah padanya, ia kemudian memalingkan perlahan wajahnya, sang
supir pete-pete ternyata juga dibuat kaget olehnya, ia menampakkan wajah
kagetnya secara perlahan dan memegangi kaca mobilnya. Tak hanya itu lelaki yang
berteriak memanggil pun juga perlahan berlari dari arah belakang dan mengayunkan
tangannya. Seketika slowmotion berhenti,
seru putrid Barakah “Stop !!!!!! deh hamper
ko jatuh ke sumur”. Supir pete-pete mengusap dada menghela nafas.
“gadis kecil ? Tidak na tau i gah kalo putri ka ?” ucap
sang putri dalam hati. "mauka ke
enrekang.. kenapaki.??" Jawab yang dibuntuti pertanyaan oleh sang putri
kepada lelaki itu. "Sama paki ple
pulang gadis kecil, tapi lewat Pinrang maki nah.. karena mauka singgah sebentar
di pinrang, oh iya perkenalkan nama ku Suppa." Ujar lelaki itu sembari
memperkenalkan dirinya, “ehhh apa
maksudnya itu putri ? sama saya ko datang kenapa pulangnya sama ojek online ?!"
sergap supir pete-pete yang tengah menghitung uang setoran ke bini. “bukan ka ojek online Om, justru mau ja juga
nebeng di mobil ta” sergap Suppa berusaha melakukan pembenaran. “lagian mau juga bagaimana juga sa pesan
ojek online nah habis mi kuotaku” tambah dengan jelas Sang Putri. “oh iyeeeee.. naik maki ple..!!" senyum
pak supir, dan mengajak putri Barakah dan Suppa untuk naik ke mobil dan
berlalu.
Keesokan harinya, riuh rendah kerajaan Enrekang yang gempar
oleh kedatangan seorang Pangeran yang ingin mempersunting sang putri menjadi
calon istrinya. Keluarga keraton dibuat kaget karena tidak ada persiapan
sebelumnya, begitupun warga yang tidak mendengar kabar akan kedatangan pangeran
yang berniat mempersunting putrid Barakah, dan apalagi sang putri, yang bahkan
masih tertidur pulas di tempat tidurnya. “tok..
tokk..” pelayan kerajaan berusaha membangunkan sang putri yang masih
pterjaga dalam tidurnya, bahkan suara ngoroknya terdengar dari luar kamar. Sang
putrid pun terbangun dengan rambut kusutnya serta membekaskan air liur di
bantalnya. “Ampuuunn deh !” ucap
salah satu pelayannya, sebari menepok jidat.
Pelayan kerajaan meminta putrid Barakah untuk segera mandi
dan jangan lupa gosok gigi, dan membersihkan tempat tidur, yang selanjutnya
memberitahu ke sang putri bahwa telah datang rombongan kerajaan lain dengan
niat melamar dirinya. "Apaaaaaaa ???
dari kerajaan mana.?? Pangeran siapa namanya.??" Pertanyaan beruntun
sang putri yang merasa kaget oleh lamaran yang secara tiba-tiba itu. "Tidak kutau i juga siapa namanya
putri.. " jawab salah seorang pelayan.
Alun-alun Kerajaan
Ramai alun-alun kerajaan, lalu lalang warga, memang seperti
inilah adanya jika tengah menerima kunjungan dari kerajaan lain, apalagi dengan
niat menyambung tali lope-lope sesama
anak raja.
"Heeeiii.. gadis
kecil" Tegur seseorang dari arah belakang, suara itu terdengar tidak
asing ditelinga sang putri. Tanpa slowmotion lagi, sang putri membalikkan badan
dan pandangannya "Heeeeiii... Ehhh
kita'.? Suppa apa tabikin disini.??" Tanya sang putrid, dengan
malu-malu tai bembe’. "datangka
lamarki gadis kecil.. saya pangeran Suppa dari kerajaan Pinrang. Datang ka sama
keluargaku berniat lamar ki dan pastinya nikahi ki secepatnya, kira-kira mau
jaki toh ?”. Dengan tersipuh malu, yang bahkan malu-maluin, putri Barakah
menjawab dengan sedikit lebay "iyee’…
mau ka ji”.
Pernikahan antara Pangeran Suppa dan Putri Barakah pun akan
segera di gelar, dan seketika putrid Barakah pun tak pernah lagi menampakkan
wajah murungnya yang menggalau akibat ke-jomblo-an yang sudah stadium akhir.
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan tidak mengandung unsur SARA, menyinggung kelompok gender tertentu apalagi klub sepak bola, please jangan lakukan itu.