Ilustrasi Oleh Idam Bhaskara |
Gerakan mahasiswa dari sepanjang sejarah
perlawanannya, memberikan keunikan tersendiri dalam setiap gerak perjuangan
mahasiswa menuntut keadilan bagi setiap masyarakat yang tertindas dan
"bodoh". Apakah gerakan perlawanan mereka dilandasi oleh kesadaran, atau
sebatas memperlihatkan popularitas intelektulisme mahasiswa.? Baik atau
buruknya gerakan mahasiswa, tetap menjadi pelajaran sejarah perlawan atas
ketidak adilan sistem yang ada.
Apa yang bisa kita ambil dari sejarah gerakan
mahasiswa ini.? Ada beberapa buah pelajaran yang bisa kita petik, yang pertama
adalah pengetahuan. dengan pengetahuan ini, kita bisa melihat dan merasakan
dengan sadar bahwa ketertindasan itu ada, kemudian dengan pengetahuan pulalah
kita bisa memberikan solusi dari sistem yang menindas itu. Gerakan rakyat yang
tidak sadar atas ketertindasannya, dengan pengetahuan, gerakan-gerakan yang ada
dalam sejarah manusia, menjadi landasan teori progresif untuk melakukan suatu
perubahan yang benar-benar memihak terhadap kepentingan massa rakyat
seluruhnya.
Dengan kesalahan-kesalahan gerakan mahasiswa,
dimana gerakan mahasiswa hanya bisa menumbangkan penguasa sistem tanpah merobah
sistem yang ada, ini adalah pelajaran besar bagi gerakan-gerakan selanjutnya,
baik itu gerakan buruh, tani, nelayan,pemuda, siswa/pelajar maupun gerakan
mahasiswa itu sendiri. Dengan kemajuan kesadaran gerakan-gerakan mahasiswa,
mahasiswa akan sadar bahwa kegagalan pola gerakan meraka karena tidak adanya
pendukung dari gerakan rakyat umumnya, gerakan mahasiswa hanya dijadikan
sebagai gerakan seremonial saja, atau gerakan yang bertujuan untuk mengejar
persoalan popularitas atas penguasa. Ketika penguasa memandang gerakan
mahasiswa sebagai landasan dari munculnya gerakan-gerakan rakyat, maka
penguasapun merekrut dan memberikan posisi yang lebih nyaman, dan watak
perlawanannyapun akan hilang di telan posisi yang menyenangkan itu (persis yang
terjadi pada tahun 1965 baca: soe hok gie, dan 1998 dimana massa mahasiswa dari
berbagai kampus mengepung gedung Dewan Perwakilan Rkayat DPR-RI).
Tidak bisa kita pungkiri bahwa gerakan
mahasiswa adalah gerakan elitis dan mempunyai sikap inkonsistenan dalam
keberpihakan. Apakah gerakan mahasiswa berpihak atas rakyat tertindas atau
berpihak pada penguasa yang menindas yang didukung sistem yang menindas pula.
Dengan kesadaran lebih maju dari gerakan mahasiswa adalah bagaimana gerakan
mahasiswa tahu atas masa depan, baik itu masadepan mahasiswa maupun masa depan
rakyat tertindas. Ketika mahasiswa, pemuda, dan pelajar dalam tataran gerak
yang mekanis maka orientasi gerakannyapun akan membawa kesengsaraan baru atas
rakyat pada umumnya.
Pertarungan ummat manusia sepanjang sejarahnya
akan pecah ketika titik klimaks penindasan yang dilakukan penguasa dengan
menggunakan modal sebagai senjatah ampuhnya. Posisi gerakan mahasiswa, pemuda,
dan pelajar ada dimana.? Apakah membantu kaum penindas ataukah kaum yang
tertindas.
Mahasiswa Berpihak Pada Penindas Ataukah
Rakyat Tertindas.?
Kita kembali lagi pada rekaman sejarah
perlawanan mahasiswa, di negara manapun, gerakan mahasiswa mengkonsolidasikan
diri untuk melakukan protes tajam terhadap penguasa yang tak berpihak pada
massa rakyat tertindas. Sejarah gerakan mahasiswa dinunia Eropa, Amerika Latin,
sampai di Asia (termasuk indonesia) melakukan aksi pemberontakan yang mengarah
pada kepentingan rakyat tertindas, massa mahasiswa yang tergantung dengan orang
tua mereka dalam menjalani gerak intelektualitasnya, dengan adanaya keterkantungan
secara ekonomis massa mahasiswa dengan orang tua mereka, dapat mengakibatkan
potensi besar, dimana integritas arah gerakan mahasiswa yang dahulunya
mempertahankan dan memperjuangkan kepentinga mayoritas massa rakyat tertindas
berputar arah memusuhi rakyat dan mendukung kepentingan modal (kapitalisme,
imperialisme, kolonialisme).
Mahasiswa adalah masyarakat intelektual yang
mempunyai waktu luang yang luang untuk melakukan aktivitas dalam menganalisa
dan merancang berbagai solusi dari ketidak stabilan, penindasan, dan
penghisapan kehidupan di masyarakat dan kehidupan didalam kampus dibawah
kontrol penguasa yang menganut paham kapitalisme, Neo-liberalisme.
Dengan terpaksa massa mahasiswa dengan segala
keluguan mereka dalam proses transisi dari sistem yang menindas menuju sistem
yang memanusiakan-manusia, merancang berbagai strategi-taktik untuk melawan
sang peguasa kampus yang menjadikan kampus sebaga ajang merauk keuntungan yang
besar, dimana mahasiswa/siswa dalam transaksi barter yang memakai materi uang
sebagai standar yang legal dalam transaksi pasar pendidikan. Siswa sebagai
konsumen (pelanggan yang ditetapkan waktunya), dalam transaksi tersebut membuat
massa mahasiswa dengan semangat kebebasannya melakukan
pemberontakan-pemberontakan kecil di kampus mereka yang penuh dengan
diskriminatif, pembodohan, dan lebih parah lagi adalah penyumbang sia-sia atas
modal pendidikan.
Pengepungan kampus yang dilakukan oleh massa
mahasiswa, seperti yang terjadi di dunia Eropa (prancis, inggris, jerman,
italy, dll) masa mahasiswa melakukan pemogokan kuliah karena tuntutan-tuntutan
mereka tak dipenuhi dan yang lebih memonjol pada warna gerakan mereka adalah,
karena adanya sistem yang ada dinegara mereka yang hanya menindas kaum
mayoritas massa rakyat pekerja (buruh) dimana kebayakan dari mahasiswa
mempunyai orang tua yang pendapatannya rendah, karena upah orang tua mereka
rendah tidak mencukupi biaya pendidikan para maka akan berdampak secara
langsung kepada massa mahasiswa yang orangtuanya bekerja sebagai buruh yang
upahnya rendah. Dengan adanya kondisi seperti ini, maka dengan kesadaran massa
mahasiswa akan mengarah pada penghapusan sistem penindasan dan penghisapan
manusia atas manusia, tetapi, massa mahasiswa dengan watak ke-intelektuala-nya
yang merupakan borjuis kecil, klas menengah yang dengan tanpa kesadaran
revolusioner akan mengarah pada keberpihakan terhadap kaum borjuis besar.
Dengan adanya kondisi seperti ini juga yang
harus diperhatikan para massa mahasiswa yang progresif revolusioner, hegemoni
kapitalistik yang individualis mendominasi dalam ranah hidup manusia baik di
pabrik, aktivitas masyarakat, sekolah, kampus dll. membuat kita sadar bahwa
perjuangan sangatlah susah, tetapi bukan berarti, penghapusan atas sistem
penidasan (revolusi) itu mustahil adanya. Kita mengingat dasar pemikiran kita
yaitu dialektika dimana hukum negasi ke negasi akan tetap ada dalam basis
material objektif, dan basis material itu adalah penindasan yang dialami
mayoritas massa rakyat tertindas (buruh, tani, nelayan, kaum miskin kota, desa
dan mahasiswa/pelajar).
Gerakan Massa Mahasiswa Dan Massa Rakyat
Tertindas
Gerakan mahasiswa, pemuda, pelajar dan rakyat
adalah dua kekuatan gerakan perubahan yang tidak bisa dipisahkan satu sama
lain, meskipun darai massa gerakan mahasiswa yang cenderung ke kekuatan modal
tetapi dengan kesdarannya membangkitkan semangat perlawanan di segala lini
disgalah sektor rakyat tertindas, secara pribadi menurutku tentang gerakan
mahasiswa sebagai agen perubah sangatlah istimewah meskipun sepanjang sejarah
mahasiswa yang selalu mengarah pada kondisi perebutan kekuasaan.
Gerakan mahasiswa bukan sebagai agen perubah
yang secara fundamental, tetapi justru dengan gerakan mahasiswa melakukan
sebuah agitasi propaganda kepada mayoritas rakyat tertindas untuk melakukan
perlawan terhadap sistem kapitalisme yang menghisap hasil kerja dari klas
pekerja. Dengan adanya penghisapan dan penidasan terhadap rakyat pekerja, maka
gerakan rakyatlah (pemberontakan klas pekerja) sebagai tonggak daripada
perubahan untuk keluar dari penghisapan dan penindasan sistem kapitalisme
menuju sistem yang memanusiakan-manusia.
Penulis : Busta Tato
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan tidak mengandung unsur SARA, menyinggung kelompok gender tertentu apalagi klub sepak bola, please jangan lakukan itu.