Nikah. Siapa sih yang tidak ingin nikah ? Ya aku juga mau
dong, dengan siapa ? seperti apa ? kapan ? dan dimana ? Aaaakkhhh semua
persoalan itu belum ada jawaban yang siap kulontarkan.
Pernah suatu ketika aku menghadiri acara pernikahan salah
seorang teman, ada suatu ritual entah siapa yang menciptakan sampai
virus-virusnya pun merambah ke sosmed, dimana para jomblo-jomblo merasa
teraniaya, hingga baper tingkat AMBO' ketika menghadiri pernikahan atau sedang
mengupload foto kebersamaannya dengan pasangan pengantinnya. Termasuk aku yang
paling Baperan ketika disuguhkan pertanyaan-pertanyaan "kapan nyusul ? Kapan nyusul ?" (Ritual ?) Jawabanku pun
selalu sama "belum kepikiran"
Sampai saat itu aku mikir sendiri diam-diam aku ingin menjadi naruto, yang dalam sekejap menciptakan
jurus seribu bayangan, dan melanjutkan mimpiku sebagai Nemo yang berjuang mencari dan bersabar menanti adanya pertemuan.
Pada hari berikutnya aku pun menghadiri pesta pernikahan
salah seorang sahabat, hari itu aku sengaja mengajak saudara laki-laki ku Nasrun, sahabatku bertanya "kapan nyusul Hidayah ?" seketika
tersenyum kesal dan menggumam “Lagi-lagi
pertanyaan kamvret". Dalam kebaperan menyaksikan sahabatku bersanding
di pelaminan, lalu dengan percaya diri aku menjawab "Nantilah, Kalo udah ada Naruto (Bayanganku maksudnya)"
Sahabatku pun bertanya lagi "Looh
bagaimana caranya ?", "Yaaaahh
dengan Nemo lah (maksudnya dengan berjuang mencari dan bersabar menanti adanya
pertemuan)" jawabku merasa bangga jauh dari baper.
Malam itu disebuah gubuk kecil jio pollok kampong (di pelosok desa, dalam bahasa Enrekang). Semua
keluargaku berkumpul makan bersama.
Saat itu aku yang tengah bertengger di dalam sarung berjuang
melawan dinginnya desa Tangru, Enrekang Duri, mencicipi barokboh Dalle (bubur khas kampung ku yang rasanya sudah turun
temurun).
Sambil menikmati barokboh
Dalle, Aku sadar tengah dipelototi oleh saudara laki-lakiku Nasrun. Kulirik,
"Capai ?” (Kenapa ? Dalam bahasa
Enrekang). Tanyaku penasaran "capai
nenak namukanni solamu kah Lamutajanni Naruto ?” (Mengapa tadi kamu
mengatakan kepada sahabatmu bahwa akan menunggu Naruto), pertanyaan Saudaraku
ini mengundang gelak tawaku plus keheranan bagi saudara-saudara yang lain.
Mungkin sekarang mereka tengah berpikir bahwa aku sudah gila gara-gara Jomblo
gak laku-laku. Melihat mereka begitu penasaran, akupun menjelaskan perihal
asal-usul si Naruto dan Si Nemo.
Yah, cewek-cowok yg berstatus jomblo saat ini semoga
ceritaku di atas dapat meng-almarhum/ahkan sifat kebaperan anda ketika
menghadiri acara pernikahan teman-teman kalian.
NurHidayah
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan tidak mengandung unsur SARA, menyinggung kelompok gender tertentu apalagi klub sepak bola, please jangan lakukan itu.