Malam yang Merindukan Bulan - Enho Merah |
diselimuti oleh angin
malam yang terperangkap dalam kelam
sepi yang menepi pada sunyi
malam yang terperangkap dalam kelam
sepi yang menepi pada sunyi
bulan menenggelamkan keindahan malam
tersipu malu, resah, dengki, kesal, bahkan dendam
pada malam yang dihiasi beribu bintang
tersipu malu, resah, dengki, kesal, bahkan dendam
pada malam yang dihiasi beribu bintang
malam kini berselimut kegelapan
bertaya pada hujan
namun berlalu dan mengalir begitu saja
bertanya pada Angin
namun berhembus di selah-selah kenangan
bertaya pada awan
namun menari dan terus tertawa
bertaya pada hujan
namun berlalu dan mengalir begitu saja
bertanya pada Angin
namun berhembus di selah-selah kenangan
bertaya pada awan
namun menari dan terus tertawa
angin mengutuk malam
dengan hembusan yang dasyat di jagat raya
dunia menjadi gelap gulita
kecemasan, kebingungan, ketakutan bermunculan
dengan hembusan yang dasyat di jagat raya
dunia menjadi gelap gulita
kecemasan, kebingungan, ketakutan bermunculan
aku adalah malam yang penuh kesesalan
aku adalah malam yang mengadu pada awan
aku adalah malam yang tersesat dalam impian
aku adalah malam yg bersedih dalam kesunyian
aku adalah malam yang mengadu pada awan
aku adalah malam yang tersesat dalam impian
aku adalah malam yg bersedih dalam kesunyian
dimanakah kini bulan dengan penuh keindahan
dimanakah kini bulan yang dulu ku genggam
dimnakah kini bulan yang dulu bersemayam
aku yang menyimpan beribu tanya
dan tersesat bersama malam yang merindukan bulan.
dimanakah kini bulan yang dulu ku genggam
dimnakah kini bulan yang dulu bersemayam
aku yang menyimpan beribu tanya
dan tersesat bersama malam yang merindukan bulan.
parepare, 10/01/2018
Enho Merah
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan tidak mengandung unsur SARA, menyinggung kelompok gender tertentu apalagi klub sepak bola, please jangan lakukan itu.