“Setelah ini kita ingin kemana?” Tanya Max ke Henri.
“Max tutuplah matamu, biarkan aku yang memilih
wilayah mana yang akan kita singgahi lagi.” Tutur Henri dengan cepat
menjawab ucapan Max.
Max adalah seorang petualang yang tidak betah
untuk tinggal di suatu wilayah dengan waktu yang lama, sementara itu Henri
adalah sebuah kendaran beroda dua yang setia menemani setiap detik perjalanan Max.
Tak selang waktu yang lama, Henri terhenti. Di
depan mereka terlihat sebuah tembok dengan pintu gerbang kayu yang sangat
besar.
“Apa kita sudah sampai?” Ucap Max dengan kondisi masih
menutup matanya.
“Ouh, kau sudah terbangun, kita sudah berada di depan gerbang yang bahkan ujung
atasnya tak terlihat.”jawab Henri.
“Selamat datang. Tuang Pengembara.” Sahut penjaga gerbang dari jarak
yang tak begitu jauh.
“Gerbang ini adalah jalan satu-satunya untuk dapat
menuju kewilayah selanjutnya, Semoga perjalanan anda di wilayah kami memberikan
sesuatu yang baik ke kalian”, jelas penjaga gerbang dengan sangat sopan kepada,
Max dan Henri.
“Terimah kasih, Tuan dari mana anda mengetahui
bahwa aku adalah seorang petualang?”, Tutur Max ke penjaga dengan Rasa
penasaran. “Tuan, kalian datang dari wilayah selatan, itu sudah menunjukkan
bahwa kalian adalah seorang petualang. Terlebih
lagi di wilayah
ini, pemerintah baru telah melarang warganya untuk keluar dari gerbang ini,
apapun alasannya”. Jawab
penjaga dengan tutur yang sangat sopan.
“Jadi… Semua rakyat di sini dilarang untuk keluar?” Max semakin penasaran ada apa
dengan wilayah ini.
“ Yah.! Semenjak revolusi pertama terjadi,
pemerintah melarang rakyat untuk keluar dari wilayah ini.” Jawab kembali
penjaga gerbang sambil menundukkan kepala,
iya lanjut berkata “ Kecuali satu orang, mendapatkan perlakuan khusus.”
“ Tuan, sepertinya anda akan mendaapatkan gelap
jika tak melakukan perjalanan ke ibu kota sekarang, anda juga harus mencari
penginapan sebelum lonceng di ibu kota berbunyi, lonceng itu adalah tanda bahwa
aktivitas malam telah selesai” tutur penjaga dengan cepat, seolah menjaga suatu
rahasia.
“Baiklah, terimakasih telah menjelaskan kepada
kami secara rinci kondisi wilayah ini” sahut Henri dengan cepat, sepertinya Henri
juga menyadari bahwa agar tak menyinggung perasaan penjaga mengenai rahasia itu
mereka harus bergegas ke ibu kota.
“Henri, mari kita pergi” ucap perintah Max, “Sampai ketemu lagi tuan Penjaga
Gerbang” sambil melambaikan tangan ke arah Penjaga Gerbang.
“Tuan…. Tuan… Tunggu sebentar Tuan”
“Dari mana
suara itu berasal?” Tanya
Max ke Henri.
“Di belakng
Max” Max pun berhenti .
“Ada apa?, Tuan” Tanya Max ke pemuda yang sedang
mengejarnya tadi.
“Tuan, anda seorang petualang kan?. Tuan,
tolonglah aku!” Tutur
orang yang mengejar Max ini.
“Apa yang bisa aku bantu, apakah anda tersesat?”
jawab Max.
“Tuan, nama saya Teach, apakah tuan pernah bertemu
dengan kekasihku? Dia telah pergi berpetualang seperti tuan. Apakah tuan pernah
mendengar dia cerita tengtangku?, sudah tiga tahun ini aku selalu menunggunya
kembali Tuan. Dia berjanji akan kembali menemuiku. Tuan tolong jawablah aku?”
ungkapnya dengan penuh harap mendapatkan kabar baik dari kekasihnya lewat
ucapan Max.
Saat itu pun Max masih kebingungan harus
menjawabkan apa, agar pria ini tidak semakin kecewa bahwa Max tidak pernah bertemu
seorang petualang perempuan sebelumnya.
“Tuan Teach, sebenarnya… Sebenarnya…” .jawab Max dengan nada yang begitu
pelan.
“ Tuan…Tuan…” Tiba – tiba terdengar suara wanita
memanggil yang semakin lama suaranya semakin jelas.
“Tuan teach… anda jangan terlalu sering
melarikan diri, setidaknya makan lah dulu” sahut seorang wanita yang dengan
nada yang letih sambil membungkuk agar lelahnya dapat segera hilang.
“Ouh, Lily. Maafkan aku”
“Tuan kenalkan dia Lily pelayanku, yang sudah lama
menemaniku” jawab pria itu.
“Salam Kenal” sahut Max.
“Maafkan Tuan Teach, Tuan.” Sambil menundukkan
kepala Lily meminta maaf.
“Semenjak Tuan teach di tinggal kekasihnya, dia
selalu menunggu di gerbang ini. Dan ketika terdengar suara dari gerbang maka
Tuan Teach akan segera berlalri menemui siapapun yang masuk ke wailyah ini,
denga harap dapat menerima kabar dari wanita yang dia cintai” ucap Lily dengan
mejelaskan keadaan Tuannya.
“Tuan jika kau sudah ingin keluar dari wilayah
ini, tolong sampaikan ke kekasihnya di sana, bahwa aku menunggu kedantangannya”
sambil sedih dan penuh harap pria itu meminta Max agar dapat menyampaikan
impiannya itu.
“Baiklah tuan
Teach, aku akan menyampaikan apa
yang kau ucapkan tadi tanpa meninggal satu kata pun. Sampai jumpa lagi Tuan”
Ucap Max sebelum meninggalkan Pria itu dengan Pelayannya.
Langit di ibu kota kini terlihat jingga itu
tandanya bahwa malam akan segera tiba. Max dan Henri pun bergegas mencari
penginapan sebelum lonceng berbunyi.
Tak butuh waktu yang begitu lama, Max dan Henri
kini menemukan penginapan, ini semua berkat bantuan dari warga ibu kota yang
begitu ramah kepada setiap pendatang. Lalu tiba-tiba di ruang aula penginapan
masih banyak orang yang melakukan jamuan malam, “Tuan, silahkan anda gabung di
jamuan malam ini” ucap
salah satu pelayan penginapan dengan nada yang sangat ramah.
Kini Max duduk bersama dengan beberapa orang, yang
ternyata orang – orang ini tanpa sepengetahuan Max adalah orang penting di
wilayah ini.
“Semoga Tuan dapat menikmati apapun yang ada di
wilayah ini” ucap seorang pria berkumis kepada Max.
“Tuan, baru kali ini saya mendengar bahwa ada
seorang petualangan denga kendaraan yang bisa
bicara setelah sekian lama” ucap seorang gadis cantik kepada Max
“Di negaraku semua kendaraan dapat berbicara, dan
itu adalah hal biasa bagi kami, dan setelah melewati berbagai wilayah, ternyata
ada banyak perbedaan dari semua wilayah, itulah yang membuatku semakin
bersemangat untuk melakukan perjalan dari wilayah ke wilayah dan rencana kami
juga akan segera bergegas esok lusa” jawab Max kepada rekan semejanya itu.
“Ouh iya tadi, aku di hampiri seorang pria yang
selalu menanyakan kekasihnya!. Apakah
dia adalah rakyat di wilayah ini” Tanya Max dengan penasaran.
“Biar aku yang menjawabnya” ucap pria berambut
panjang yang sedang duduk di belakan Max.
“Halo, tuan Max. Saya adalah roger, seorang mantan
pasukan revolusi pertama di wilyah
ini”
“Pria yang kau temui di perbatasan itu adalah
mantan pemimpin pasukan revolusi di wilayah ini, dia adalah atasan saya. Dia sosok yang kuat, sangat
cocok untuk disebut sebagai pahlawan wilyah ini, Dialah pelopor agar kami dapat
melakukan revolusi terhadap pemerintahan lama yang begitu kelam bagi kami semua”
jawab pria berambut panjang yang menjelaskan semua ke pada Max.
“Ternyata, aku bertemu dengan orang hebat di awal
masuk wilyah ini, terus kenapa dia berada di sana selama 3 tahun ini?” Tanya Max dengan Nada yang
semakin penasaran.
“Sebelum revolusi kami jalankan, setahun
sebelumnya Tuan Teach pergi kesemua desa yang ada di wilayah ini, dengan tujuan
untuk mencari bala bantuan untuk menggulingkan
pemerintahan lama, di selatan wilayah ini terdapat desa yang begitu
miskin, dan disitulah awal pertemuan tuan Teach dengan kekasihnya, waktu berjalan
begitu cepat dan tiba di mana tuan teach akan menikah dengan gadis impian nya
itu. Tapi di waktu
yang sama, kami harus melakukan revolusi saat itu juga. Sejak saat itu Tuan
Teach tidak pernah lagi bertemu dengan kekasihnya, dia tidak mengatakan bahwa
tuan teach adalah pemimpin pasukan ini. Dia takut untuk membuat wanita itu
merasa khawatir karena dalam benak tuan teach jangan sampai itu adalah
pertemuan terakhinya”. Jelas ucap pria berambut panjang ini.
“Lalu apakah setelah kejadian itu kekasih Tuan
Teach melakukan perjalanan?” Max
pun semakin penasaran apa yang terjadi.
BACA TULISAN "REKA" LAINNYA DI SINI
“Pada malam itu, kami mengepung pusat
pemerintahan, tanpa kami sadari, ternyata pemimpin wilayah ini melarikan diri ,
namun tuan teach telah memperkirakan kejadian ini sehingga dia menjaga jalan keluar
dari pusat pemerintahan, dan tuan teach pun melemparkan granat kekendaran yang
di naiki oleh pemimpin dan keluarganya. Saat
matahari mulai terbit, barulah kami ketahui bahwa wanita bergaun yang berada di
dalam kendaraan itu adalah wanita
yang di cintai oleh tuan teach. Tuan teach tak mengetahui ternyata gadis desa
yang ia temui adalah seorang tuan putri, dan dialah yang membunuhnya sendiri; gadis yang ia cintai. Mengetahui
hal itu kami merahasiakan kejadian itu dan membuatkan kisah bahwa kekasih tuan teach
pergi berpetualang dan akan segera kembali. Kami sangat tak habis pikir bahwa kami harus membohongi
pahlawan kami sendiri.”
“Tapi aku melihat seorang gadis bersamanya?” jawab
Max kembali yang semakin penasaran.
“Dia adalah Lyli wanita yang kami temukan sekarat
dan kami meonolongnya dangan satu syarat harus menjaga tuan Teach. Sudah dua
tahun ini dia bersama Tuan teach.” Jawab pria berambut panjang dengan menjawab
semua rasa penasaran nya mengenai pria yang menunggu kekasihnya itu.
Akhirnya ini adalah hari terakhir Max dan Henri di
wilyah ini, sebelum meninggalkan wilayah ini Max berencana untuk keliling
wilayah ini dulu. Di
tengah perjalanannya
melihat sebuah kereta kuda yang membawa persiapan makanan. Salah satu roda kereta itu
terjebak di lubang.
“Max, ayo lakukan” sahut Henri.
Max pun turun dari kendaran dan segera mendorong
kereta itu dari belakang.
“Terima kasih tuan.” Sahut wanita yang menaiki
kereta itu.
“Bukannya kamu pelayan Tuan teach?” jawab Max
“Tuan sebelum tuan meninggalkan kota ini, mari kita
minum teh bersama sebagai tanda ucapan
terimakasih sudah membantuku” pinta Lily ke Max.
Kini Max dan Henri sudah berada di kediaman Tuan
tech, saat ini mereka bertiga berada di satu meja untuk menikmati teh panas
itu.
“Tadi aku mendengar suara mesin dari gerbang
masuk.” Ucap Lily
Dengan segera Tuan teach berlari menuju gerbang
itu, barangkali dia telah menemukan jawaban yang dia tunggu selama ini.
“Aku tidak mendengar suara mesin apapun!” jawab Max
saat tuan teach sudah berlari menuju gerbang.
“Aku sengaja, agar aku dapat bercerita dengan tuan.”
Jawab Lily
“apa yang ingin kau katakan” sahut Max
“sebenarnya aku bukan orang asing di wilayah ini,
aku berhasil lari saat revolusi terjadi, untung saja aku mengetahui bahwa tuan
Teach akan melakukan revolusi, jadi aku dapat menyelamatkan keluargaku sehari
sebelum revolusi.” Jawab Lily
“jadi kau adalah tuan putri wilayah ini, bukannya
kendaran yang kau naiki sudah di bom oleh tuan Teach?” jawab Max yang tidak
habis pikir ada apa dengan semua ini.
“Iya itu memang kendaran kami, tapi mereka adalah
pelayan yang sebelumnya sudah di perintahkan oleh ayahku, Tuan tolong jangan
sampaikan ini dengan tuan teach, birkanlah aku di kenalnya sebagai pelayan yang
setia menunggu tuan teach bertemu kekasihnya. Aku
bahagia bersama tuan teach, makanya aku memutuskan untuk mencari cara agar
dapat bersamanya lagi, biarkan lah kami hidup begini, dengan ini semua aku
merasa senang dapat hidup bersama tuan teach.” Jawab Lily sambil mengeluarkan
air mata.
Tiba-tiba tuan Teach datang dan berkata. “itu bukan suara mesin, apakah
dia akan adatang menemuiku” dengan nada yang pelan seolah menyerah.
“dia akan datang tuan, tolong percayalah padaku
tuan” sahut Lily ke tuan Max sambil mengeluarkan air mata.
Melihat kejadian ini, Max tidak tega untuk
mengganggu suasana hangat ini, dia memutuskan untuk segera melanjutkan
petualangan.
“terima kasih atas jamuan kalian berdua” ucap Max ke tuan tech dan Lily.
“Henri mari
kita bergegas” tutur Max
ke Henri dengan nada pelan
Kini Henri dan Max sudah mengekati gerbang keluar
dari wilyah ini tiba-tiba terdengar suara.
“Tuan…Tuan…” suara yang memanggil Max
“Henri, apakah masih ada orang yang menunggu
kekasihnya selain tuan teach?” Tanya Max ke Henri.
“saya rasa tidak, cobalah menoleh kebelakang” jawab
Henri
Ternyata yang mengejar mereka adalah tuan teach,
dia berlari mendekati Max dan Henri.
“Tuan…maafkan aku telah menghentikan perjalananmu”
ucapa tuan teach dengan lelah
“ada apa tuan?” Max kembali bertanya
“Tuan tidak usah melakukan apa yang aku minta
beberapa waktu lalu, biarkan aku begini tuan, aku menikmatinya, semua ini
kulakukan agar aku dapat tinggal bersama Lily.” Jawab
tuan teach sambil menjelaskan yang sesungguhnya
“jadi salama ini tuan berbohong mengenai kondisi
tuan saat ini?” jawab Max
“ini semua kulakukan agar dapat hidup bahagia
bersama Lily, dia tidak tau kondisiku saat ini, tapi aku senang dapat tinggal
bersamanya. Terima kasih tuan sudah baik ingin menolongku.” Ucap tuan tach
dengan tegas.
“betapa anehnya sepasang kekasih ini, dia rela
berbohong satu sama lain agar dapat merasakan bahagia. Baiklah… saya rasa cukup
sampai disini petulanganku di wilayah yang penuh kebohongan ini. Sahut Max dalam
benaknya yang tidak ingin didengarkan ke tuan teach.
“baiklah tuan teach saya akan melanjutkan
perjalananku, samapai jumpa lagi. “ sahut perpisahan Max ke tuan teach.
Kini Max dan Henri kembali melanjutkan perjalanan.
“Henri, kali ini kau yang istirahat, biar aku yang
menunjukkan jalan ke wilyaha berikutnya.” Tutur Max ke Henri
“Baik tuan.”…
Amar Kamm
Penulis bisa dihubungi di IG @kamrudkamm
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan tidak mengandung unsur SARA, menyinggung kelompok gender tertentu apalagi klub sepak bola, please jangan lakukan itu.