Tensi Menurun dan Persatuan Sebagai Kebutuhannya

Tensi Menurun dan Persatuan Sebagai Kebutuhannya
Dua tahun terakhir tensi gerakan buruh seakan menurun yang secara tidak langsung mempengaruhi tensi gerakan rakyat secara keseluruhan. Beberapa kebijakan yang dikeluarkan rezim jokowi-Jk dari tahun 2015 serta meningkatnya represifitas dari aparat, membuat beberapa kelompok-platform sosdem sampai kelompok moderat- tidak cakap dalam mengantisipasi kondisi-kondisi yang mengendorkan gerakan. Masih terngiang mungkin bagaimana PP 78, kasus-kasus penggusuran dan perampasan lahan petani, serta represif aparat mencoba membendung gerakan rakyat dengan mengkriminalisasi serta melakukan tindak-tindak pembungkaman demokrasi dengan melakukan pembubaran-pembubaran diskusi, lapak baca, pemutaran film, festival prodem, dll. 

Tidak hanya persoalan diatas, ketidakcakapan unsure-unsur gerakan dalam mempelopori kembali perlawanan, dipengaruhi oleh pergulatan politik Rezim ansi dan Oposisi yaitu KIH (Koalisi Indonesia Hebat) dan KMP (Koalisi Merah Putih). Riuh politik Ibu kota berdampak pada mengecilnya ruang kampanye issue Papua begitupun kasus-kasus yang lain, akhirnya kelompok reaksioner atau fundamentalis kanan mengambil alih panggung dan jalanan yang mencoba mempertontonkan issue sara dan fasisme.

Konstalasi politik nasional jelas dipengaruihi oleh bagaimana situasi ekonomi global hari ini, bahkan dianggap terpilihnya Trump tidak memberikan signifikansi terhadap mekanisme pasar secara global. Meningkatnya issue rasis serta bermunculannya kelompok-kelompok imperium baru menjadi bukti semakin krisisnya kapitalisme, dan rapuhnya rezim IMF yang dipimpin AS dan sekutunya.

Walaupun dalam konstalasi politik global yang tak menentu, gencar pembangunan Rezim Jokowi-Jk tetap eksis terbukti banyaknya lingkaran-lingkaran setan yang dimasuki pemerintah, mulai dari hubungan bilateral sampai pada hubungan multilateral. Di kota Parepare khususnya, beberapa turunannya ialah pembangunan KIPAS Kawasan Industri Parepare dan Sekitarnya, KAPET Kawasan Pembangunan Ekonomi Terpadu. Kelompok pasar AJATAPPARENG, penataan ulang kota, pelabuhan internasional, reklamasi tanggul Cempa’e, fly over, rel kereta api dll.

Menjadi kebutuhan kemudian ialah bagaimana menyikapi hal tersebut serta bagaimana mengawal setiap dampak yang menjerat rakyat kecil dari pembangunan tersebut. Tetapi pada akhirnya melatih kecakapan dalam menginisiasi perlawanan adalah kebutuhan mendasar, tidak hanya keberanian tetapi juga bagaimana membangun kembali budaya analitis kritis terkhusus dilingkungan kampus, yang kami yakini itulah salah-satu yang mendorong kecakapan dalam perlawanan-perlawanan kedepan di Kota Parepare. 

Ada banyak hal yang harus kita ketahui sebagai kaum yang tidak mempunyai kelas atau Mahasiswa. Selain menunjukkan dengan tegas keberpihakan kelas juga Harapannya sebagai pemantik gerakan mahasiswa yang sedang meredup terkhusus di Kota Parepare.  

Kebutuhan mendesak kita adalah bagaimana kemudian meningkatkan kembali tensi gerakan rakyat dan menambah kapasitas perlawanan. Tidak hanya pembacaan situasi tapi juga bagaimana mengikhwalkan inisiasi dari unsur-unsur atau semua elemen rakyat. Menjelang bulan Mei yang dianggap sebagai bulan perlawanan rakyat, semoga mampu memantik kembali apa yang kita cita-citakan sebagai kaum yang sadar akan kesenjangan dan ketimpangan di system ekonomi global abad 21, dan berjuang untuk pembebasan rakyat pekerja seluruh dunia, karena ini bukan kiasan ini adalah keharusan dan sebuah pengorbanan. Tensi gerakan rakyat yang meningkat tak hanya didukung oleh cakapnya para pelopor gerakan tapi juga kelegowoan untuk berjalan bersama, kita harus berani meng-ikhwal-kan persatuan lintas warna dilingkungan mahasiswa dan gerakan multi sector dan berusaha membangun pahaman atas musuh bersama, yaitu Kapitalisme.

MD.

Berkomentarlah dengan tidak mengandung unsur SARA, menyinggung kelompok gender tertentu apalagi klub sepak bola, please jangan lakukan itu.

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan tidak mengandung unsur SARA, menyinggung kelompok gender tertentu apalagi klub sepak bola, please jangan lakukan itu.

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama