Kronologis Penculikan dan Penganiayaan Mahasiswa USU Oleh Security

Sumber Foto : Tribun Medan

21.55 : Rabu, 18 Oktober 2017, Satpam USU (Slamet) datang ke lapangan Futsal FIB di tempat dimana Imanuel berada, yang kemudian Satpam USU (Slamet) berjumpa dengan Imanuel Silaban, mereka pun berdialog beberapa saat kemudian Slamet memukul Imanuel Silaban, sehingga terjadilah perkelahian antara Imanuel Silaban dan Satpam USU Slamet.

21.57 : Cekong salah seorang mahasiswa FIB yang melihat kejadian pun spontan berteriak memanggil mahasiswa yang sedang berada di FIB, beberapa saat kemudian beberapa orang mahasiswa pun datang dan melerai perkelahian tersebut. Hingga akhirnya para mahasiswa meminta Slamet ( Satpam USU) meninggalkan tempat kejadian.  

22.10 : Slamet kembali datang menjumpai Imanuel Silaban bersama satpam yang lain, dan Slamet pun mengajak Imanuel silaban berkelahi lagi, para mahasiswa yang tidak setuju dengan hal yang di inginkan oleh para Satpam USU tersebut pun berusaha menahan kumpulan satpam USU hingga pada akhirnya terjadi bentrok antara Satpam USU dengan Mahasiswa, sehingga menyebabkan seorang mahasiswa bernama Niko Siahaan mengalami luka luka akibat di pukul dengan kursi besi oleh Satpam sehingga tangannya bengkak dan kulitnya terkelupas.  

22.15 : Para Satpam meninggalkan lokasi bentrok.
Kamis, 19 Oktober 2017


00.10 : Para Satpam USU dengan jumlah kira kira 40 orang datang ke depan FIB sambil membawa pentungan dan balok di tangan mereka.

00.15 : Salah seorang Satpam bernama Fandi martopo berdialog dengan para mahasiswa dan menyampaikan ancaman sambil memegang parang di tanggannya “ hari ini kami satpam kalah 1 : 0, tapi darah harus dibayar darah”.  

00.30 : Budi agus tono selaku dekan FIB melakukan mediasi dan membuat pernyataan bahwa kejadian ini akan di selesaikan secara hukum, namun Fandi martopo kembali menyampaikan ancamannya di Dekan FIB “ darah harus dibayar darah”. Tidak ada kesepakatan yang jelas di sana, karna tidak adanya kesamaan pendapat.


01.00 : para mahasiswa dan satpam meninggalkan tempat.

21.30 : Imanuel Silaban bergerak keluar dari kampus FIB dengan mengendarai sepeda motor sambil membonceng Frima.

23.00 : Imanuel Silaban masuk ke dalam kampus USU sembari dikejar oleh kumpulan Satpam USU yang mengendarai sepeda motor, dengan jumlah kira kira 10 sepeda motor. Kemudian sepeda motor yang dikendarai oleh Imanuel silaban terjatuh di pintu masuk belakang FIB. Kemudian Imanuel Silaban berlari masuk ke dalam kampus FIB dan dikejar lagi oleh kumpulan satpam USU hingga akhirnya Imanuel Silaban di dalam FIB ditemukan oleh satpam dan dipukuli dihadapan mahasiswa lain dengan menggunakan balok yang tertancap paku, linggis, rantai, dan senjata tajam yang lainnya, aksi penganiayaan tersebut dilakukan oleh puluhan satpam secara membabi buta. Sembari dipukuli dan disiksa oleh satpam dia pun diseret masuk ke dalam mobil pick up patroli Satpam USU. Setelah diangkat ke mobil oleh satpam Imanuel pun masih terus dipukuli. Hingga pada akhirnya mobil pick up tersebut berangkat bersama dengan satpam.

00.00 : mahasiswa mencoba mencari Imanuel Silaban ke Mako Satpam dan ternyata Imanuel tidak ditemukan di Mako satpam . Teman-teman mencoba berdialog dan menemui jalan buntu karena tidak mendapat jawaban dimana keberadaan Imanuel. Mahasiswa menutup portal dan berorasi di depan MAKO Satpam USU untuk menuntut tanggung jawab dari Birokrasi USU dan Satpam USU.
Jumat, 20 Oktober 2017


01.00 : puluhan Polisi dan TNI bersenjata dengan mengendarai mobil truk memasuki kampus, dan berbaris di depan Mako satpam dengan alasan untuk mengamankan kampus USU. Dekan FIB Budi agustono hadir di lokasi unjuk rasa dan melakukan dialog dengan pihak satpam di dalam ruangan di dalam MAKO SATPAM USU, beberapa saat kemudian Dekan FIB dan seorang polisi bernama Doni sembiring menyempaikan bahwa pihaknya belum mengetahui dimana keberadaan dari Imanuel Silaban.

06.00 : mahasiswa masih bertahan di Mako namun tetap tidak ada konfirmasi dimana keberadaan Imanuel Silaban baik itu dari pihak Satpam USU, dan Birokrasi kampus atau pun dari pihak Polisi dan TNI yang dipimpin oleh Doni Sembiring.

07.30 : Wakil rektor 5 Luhut Sihombing mendatangi kumpulan mahasiswa yang sedang berunjuk rasa dan menyampaikan bahwa pihaknya akan mencari tahu dimana keberadaan Imanuel Silaban  

08.20 : Wakil rektor 5 Luhut sihombing kembali mendatangi masa aksi dan menyampaikan pihaknya telah mengetahui keberadaan Imanuel yang sedang berada di RS bayangkara, dan juga menyampaikan bahwa 5 orang satpam sedang di tahan dan di amankan di Polrestabes medan

08.45 : 6 orang mahasiswa pergi bersama WR 5 ke RS bayangkara

12.00 : 6 orang mahasiswa yang pergi ke RS bayangkara kembali dan hadir di lokasi unjuk rasa di depan MAKO Satpam USU, dan menyampaikan informasi kepada mahasiswa bahwa Imanuel yang semula di rawat di RS Bayangkara di rujuk ke RS Columbia.

16.39 : WR 5 Luhut Sihombing beserta aparat kepolisian kembali hadir di lokasi unjuk rasa di depan MAKO dan menyampaikan bahwa pihaknya akan bertanggung jawab.

17.30 : keluarga dari Imanuel Silaban di dampingi BAKUMSU membuat laporan di POLRESTABES Medan bersama 4 orang saksi.
Jumat, 20 Oktober 2017


00.15 : Mahasiswa yang mengadakan unjuk rasa di depan MAKO Satpam USU membubarkan diri.

Sumber: GEMA Prodem Medan

Berkomentarlah dengan tidak mengandung unsur SARA, menyinggung kelompok gender tertentu apalagi klub sepak bola, please jangan lakukan itu.

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan tidak mengandung unsur SARA, menyinggung kelompok gender tertentu apalagi klub sepak bola, please jangan lakukan itu.

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama