Langit di belahan bumi
STAIN PAREPARE nampak terjadi dua fenomena. Terang sekaligus mendung. Bagaimana
mungkin dua fenomena itu dapat tersentuh oleh kekuatan spiritual dan terurai
dengan kasat mata. Bukankah ini sebuah kendali yang pemikir awam sebut sebagai
keajaiban dunia?
Pagi hari di 10
Februari 2018, tepat suasana langit diatas gedung auditorium STAIN PAREPARE
terbias cahaya terang membawa suasana haru bahagia bagi segenap jiwa yang telah
berjuang meraih topi berjumbai. Gerombolan seperjuangan dari kampung halaman
maupun kota tujuan berdatangan melengkapi kebahagiaan itu. Erang-erang doa pun
melangit. Ramai status-status kemenangan berteleportasi ke dunia maya. Penuh
keceriaan. Kronoligi, linimasa, timeline, wall, history, menjadi saksi
pencapain itu. Oh dunia, lihatlah keceriaan itu. Rasakan
kebahagiaan-kebahagiaan itu. Simpulkan dan akhirkan dengan doa: Semoga sang
penguasa langit menerima dan meridhai gejala-gejala fenomena indah itu.
Sementara lain, tepat
disisi sekeliling gedung seremonial (auditorium) itu langit tampak murung. Awan
mendung. Suasana menjadi suram, gemuruh, merenung, haru pilu bak tersayat bilah
bambu bagi seganjil jiwa yang telah memulai dan masih sementara berjuang menuju
bobot perpanjangan nama itu. Oh pikiran dan hati, janganlah seketika kau tak
berpenghuni. Mendewasalah. Come on! keep moving on. Jangan ada rasa seperti
ingin mengubur diri. Walau berat, kau harus kuat. Meski kau bukan Dilan.
Menjelang siang,
syukurlah langit terbelah menjadi dua. Ia mewakili dua perasaan yang saling
merayakan keadaannya. Terima kasih langit atas adamu. Harapan dua keadaan itu
kembali melebur menjadi netral yang terkesan tidak saling melupakan.
Herdi
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan tidak mengandung unsur SARA, menyinggung kelompok gender tertentu apalagi klub sepak bola, please jangan lakukan itu.