Pada siapa yang menjegal
Tanpa melihat yang tersunjam
Sementara yang kuasa
Tak sepenuhnya berkuasa
Yang tertinggal di masa
kanak-kanakku
Barangkali darah-darah nyinyir
Diantara sengketa ketika hari
hampir habis
Lalu doa hanya menjadi ritus
ala kadarnya
Perempuan-perempuan kecil
meringkik
Menerka-nerka kemana angin
akan membawa dedaunan pergi
Yang tertinggal di masa
remajaku
Aku melarikan diri ke
pasar-pasar dunia
Menyusut bobot menjadi mur
Yang menjadi kail bagi kaul
masa mudaku
Namun, dentuman peluru, meriam
menghadiahiku
Dengan segelumit sunyi yang
berdesir
Dalam kemah-kemah berpasir
Dalam trauma yang
bertahun-tahun tidak berbanir
Doa hanya menjadi ritus ala
kadarnya
Saat perdamaian tak lagi
menggambarkan keadaan jiwa
Sedu sedan terpapar
Pada abjad-abjad kegelapan
Sebelum bumi membakarnya
Sebagai kesia-siaan
Negeri suci, berbau kasturi
Luka dan bisa akan segera
berlepasan
Sebelum jadi serpih-serpih debu
Pada alur usia yang menguak tiga
takdir
Tetap tinggal dan berharap tak
ada yang bakal tanggal
Yogyakarta, 2017.
AnnaZakiah Derajat (Kontributor Ngemper! Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta )
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan tidak mengandung unsur SARA, menyinggung kelompok gender tertentu apalagi klub sepak bola, please jangan lakukan itu.