"Kita berada
dijalur yang berbeda namun bermuara di satu titik yang sama"
Malam ini beralaskan kasur empuk bernaung di bawah kipas
angin yang berputar-putar sembari ditemani musik yang mendayu-dayu melepas
gerah badan akibat tak mandi sore, membiarkan keringat yang bercucuran kembali
meresap kedalam pori-pori. Aneh memang, yah itulah saya yang diliputi berbagai
keanehan, Kata Sahabatku. Lebih asik mendengarkan musik yang tak ku tahu
artinya sama sekali dibanding mendengarkan musik POP, suka menunda mandi, ;lebih
senang beraktivitas di malam hari, lebih percaya curhat kepada orang asing ketimbang kepada sahabat karib sendiri.
Kenapa? Toh mereka tak mengenalku, jadi ngapain aku takut untuk curhat ke
mereka. Terkadang nasehat dari orang-orang yang tak mengenal kita itu jauh
lebih kental ketulusannya di banding
dengan yang lain, itu menurutku yah! menurut pakar dari keanehanku.
Biasanya ladang curhatku itu di media social seperti
Facebook atau yang paling sering dibuka, Whats App, tentu saja dengan
teman-teman yang telah kuseleksi sendiri, kira-kira bisa gak memberi wejangan
malam pasca curhat dengannya ? tapi tetap saja, gak asal curhat ke sembarang
orang.
Akhir-akhir ini aku sengaja menyebarkan virus sensasional.
Berupa posting-postingan picture, video, atau sekedar lucu-lucuan di story
WhatsApp demi menarik seorang penasehat. Saat ini kecanduanku akan sebuah
nasehat udah di tingkat Ambo'lah, bahasa candunya tingkat sakau.
Aku tertarik pada sebuah video yang sekilas terlihat mesum
namun berisi comedy, aku jadikan statuslah itu.
"Semoga dapat
korban, Amiin" gumam usilku dalam hati.
[ Story Whats App ]
“TING TONG” (Kok malah
kayak suara bel yah) hehehe.
"Ada chat, ada
chat!" Secepat kilat jari jemariku berloncat loncatan di balik
tombol-tombol Smart Phone.
"Assalamu Alaikum
wr.wb. Ana Diana, Sebelumnya maaf jika mengganggu, ana hanya ingin bertanya
kenapa kok postingannya hari ini hal yang seperti itu yah ukhty ?"
Gugatnya yang mengaku bernama Diana itu.
“Yeah! dapat sudah”,
ujarku nyengir.
BACA TULISAN SEMANTIK LAINNYA DISINI
Seorang Akhwat
dari group Sahabat Jannah yang asal kugabungi saja, tak seorang pun yang
kukenal di dalam group Whats App ini. "Cocoklah
dengan kriteria Sang Penasehat yang kuinginkan" Girangku bersemangat
yang diikuti jemari yang asyik membalas chatnya.
"Waalaikum Salam.
Udah di nonton yah?" Usikku segera.
"Ana tidak
menontonnya, hanya tak sengaja lihat sepintas dan setelah itu tidak ana
lanjutkan. Astagfirullah" Ungkapnya begitu khidmat.
"Wooww nih Ukhty
pasti sangat menjaga dirinya", Kagumku terhadap pesona Inner Beauty (Mungkin) yang telah
dipancarkannya. Aku coba merundukkan diri, memancingnya agar dia segera
mengeluarkan petuah-petuah kepada gadis yang tengah gabut ini.
"Haha kita di
anjurkan berfikiran positif ukhty, video itu gak mesum, wanita yang ada di
video itu sebenarnya hanyalah sebuah boneka. hehe cobalah di nonton hingga
selesai" Tanggapku mencari celah kecil yang ternyata tak menonton
tuntas video itu. Tentulah ukhty ini tak mau menuntaskannya, wong picturenya
aja terlihat mesum, bagaimna isinya? bagaimna kelanjutannya? pastilah akan ada
adengan-adengan vulgar lainnya. Begitulah kira-kira yang ada di fikiran ukhty
ini. Sangat menjaga diri, aku diam-diam iri sekaligus malu akan hal itu. Tapi
tetap saja hati kecilku tak membenarkan jika dia menjugde sesuatu tanpa
mengetahui lebih dulu tentang isi sesuatu itu. Menjatuhkan penilaian buah durian gak enak sebelum membelahnya. Aku
juga ingin memberikan dia sebuah oleh-oleh berupa pemikiran terbuka sembari
penguatan diri yang telah dimilikinya. Seolah ingin bilang kepadanya, “Aku memberikan sesuatu yang kamu gak punya,
kamu memberikan sesuatu yang aku gak punya, jadi kita saling berbagi dan menguntungkan”.
"Manfaatkanlah
temanmu sebaik-baiknya" wkwkw.
"Maaf ukhty, mari
kita mempelajari lagi islam secara kaffah. Coba cari tau juga soal cara menjaga
pandangan, apa yang sebaiknya kita lihat dan apa yang sebaiknya kita
tinggalkan. Benar mungkin yang dikatakan anti bahwa di video itu gak mesum,
karna ana pun gak tau isi videonya apa, hanya saja ana kaget setelah nonton
awalannya terlihat aurat laki-laki terbuka dan bukankah Allah memerintahkan
kita menundukkan pandangan? dengan awalan terbukanya aurat laki-laki di video
itu bagaimana bisa kita mengartikan itu mengarah ke hal positive ukhty? Ana
bukan ingin menggurui atau merasa paling baik, sungguh tidak. Hanya ingin
saling nasehat-menasehati dalam kebaikan" Beber panjang lebar Ukhty
Diana.
"Iya gak apa kok.
ana terima. Anti juga jangan cepat menjugde sesuatu menjadi jelek, padahal anti
sendiri kan gak tau isi videonya apa? jadi bagaimana bisa kita menilai sesuatu
itu jelek apa nggak padahal kita sendiri belum membabat habis akan sesuatu
itu." Balasku serasa berputar balik di kata yang sama.
"Ana tadi udah
menyampaikan, semoga anti paham. Allahu Yahdik" Sanggah ukhty Diana
mencoba meyakinkanku.
Aku tak menyalahkan apa yang telah disampaikan oleh ukhty
Diana. Aku menyadari celah kekeliruanku, kesalahanku, aku tak seharusnya memposting
sesuatu dengan seenaknya karena bukan aku saja yang menjadi penonton, melainkan
seluruh pengguna Sosial Media. Akan tetapi aku pun tak menginginkan dia merasa
kaku akan realita-realita saat ini bahwa ada banyak suguhan-suguhan semacam
video yang telah kuunggah tadi, suguhan yang seharusnya tidak disikapi
berlebihan bahkan sampai pada penghakiman yang tidak berdasar obyektifitas dan
keilmiahan, hanya sekedar subyektifitas manusia.
Diam-diam aku kembali mengusik ketenangan ukhty Diana. Kumintai
pendapatnya mengenai sebuah buku yang bersampul mengerikan akan tetapi
sebenarnya isi ceritanya sangatlah bagus, judulnya "Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur" Karya Muhidin M Dahlan. Bagaimana kira-kira
tanggapannya setelah melihat buku tersebut? Akan kah ia melemparnya ? atau di
genggam lalu ada keinginan untuk ikut membacanya.
"Coba baca buku
itu deh! bagaimana tanggapan ukhty atas buku tersebut? itu mantap loh! bagus di
baca sama cewek" Jurus ke usilanku pun kulayangkan.
"Na'udzubillahi
Mindzalik, semoga Allah memberimu Hidayah" Timpal ukhty Diana
seketika. Persis dengan dugaanku bahwasanya Ukthy Diana akan langsung frontal
nan sporadis memberikan tanggapan. Wah! Kayaknya udah mulai harus ditangani
sama pihak ketiga nih.
"Amin Amin. Terima
kasih, do’a yang sama kuhaturkan kembali" Balasku. Ternyata setelah
ini aku di blokir olehnya. Ya sudahlah mau bagaimana lagi wong saya juga
bersikukuh dengan pendapatku, ukhty Diana juga sama halnya. Kami hanya
menginginkan kebaikan bersama. Tapi dua-duanya tak ada yang ingin berbagi kesempatan
untuk membuka kandang, ya sudah jalani kehidupan di kandang masing-masing saja
kalau begitu.
Kuceritakan hal ini kepada salah seorang temanku, yang telah
kupercayakan akan menengahi perbedaan pandangan antara diriku dengan ukhty
Diana.
Katanya begini :
"Tidak ada yang salah. Tidak semua menafsirkan sesuai dengan yang kamu tafsirkan. Ukhty Diana bertujuan mengingatkan, sedangkan kamu bertujuan membuka fikirannya agar tidak terlalu kaku, jadi pada dasarnya maksud keduanya itu baik. Tetaplah berprasangka baik, jangan melihat perbedaannya akan tetapi lihat persamaannya. Kebaikan menurut versi kamu itu terkadang tidak berlaku baik bagi orang lain, jadi jangan di paksakan" Jelasnya.
Sahabat Jannah meski aku tak mengenal engkau, tapi aku telah
mengetahui bahwa kemana arah engaku akan membawaku. “Kebaikan Jannah”, ya tak
salah lagi. Seperti dari mana asal muasal kamu menemukan nomor telponku, yaitu
dari sebuah Group "Sahabat Jannah" Lalu kemudian ngechat aku lebih dulu,
kemudian datang dengan membawa sebuah nasehat lalu pamit dengan meninggalkan
sebuah pemahaman baru untukku. Bagiku perkenalan kita ini terlalu singkat tapi
meninggalkan kesan. Yang kusesalkan adalah kita tak bisa lagi saling bertukaran
pendapat karna adanya benteng kokoh pemisah antara kau dan aku, BLOKIR. Yang bahkan kau meninggalkan sebaris
pesan terakhir yang sebenarnya membuat aku tersenyum sendiri "Akhirul Qalam. Naudzubillahi
Mindzalik"
Malam ini sengaja aku menyebarkan sebuah undangan untuk
seorang penasehatku dan kau telah memenuhi undangan itu. Nasehatmu sangat
berguna bagiku, terima kasih.
Nurhidayah
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan tidak mengandung unsur SARA, menyinggung kelompok gender tertentu apalagi klub sepak bola, please jangan lakukan itu.