POKUS ; Pojok Kampus , - Kami hadir kembali lagi
di dunia maya yang cukup disegani oleh para mahasiswa (termasuk kami sebagai
penulis hehehe). Kali ini kami akan menulis mengenai tidak adanya Orentasi
Pengenalan Kampus (OSPEK) atau nama lainnya, semua mahasiswa jagad raya ini
mengeluhkan hal ini yang mengakibatkan gebrakan mereka (mahasiswa) mulai di
kikis sedikit demi sedikit.
Banyak pengurus
organisasi mahasiswa mengeluhkan kurangnya minat mahasiswa bergabung di organisasi
eksternal maupun internal kampus. Mereka seakan acuh tak acuh dengan dunia organisasi. Salah satu
membuat hal ini terjadi karena tidak adanya kegiatan penerimaan Mahasiswa Baru
(MABA) yang di kelola oleh mahasiswa sendiri seperti Ospek, Tadzkir, atau yang
lainnya. Ada sih pengenalan kampus kalau di STAIN (masih peralihan status
menjadi IAIN) sendiri namanya diberi OPAK yang instruktur, steering commite,
panitia semuanya di isi dosen dan staff kampus.
Untuk tidak terjadi
protes di kalangan mahasiswa, maka birokrasi meminta kepada pengurus Ormawa
agar mengutus anggotanya untuk menjadi pendamping kelompok dan panitia
pelaksana dikegiatan tersebut.
INTIP TULISAN LAINNYA DISINI
Para mahasiswa
organisatoris dan aktivis kampus terus mengeluhkan kurangnya penghargaan kepada seniornya, bisa
dikatakan mereka menganggap seniornya adalah satu angkatannya (ini pandangan
kami).
Melihat fenomena ini
dengan itu pertanyaan muncul, apa yang mengakibatkan hal itu terjadi? hanya
satu jawaban kami yakni hilangnya kebersamaan mahasiswa untuk bersama-sama untuk
memblokir pengganti kegiatan OSPEK yang dikenal sebagai kegiatan yang bertujuan
untuk mengajarkan kepada saling menghargai, pentingnya kebersamaan dalam
seangkatan, mengajarkan pemecahan masalah, dll. Sekarang malah terbalik, semua organisasi kemahasiswaan
malah terus-menerus
mengutus anggotanya untuk menjadi panitia sekaligus pendamping kelompok.
Kami menilai pula bahwa
menjadi pendamping kelompok bukan hal yang mudah dilakukan dalam kegiatan itu
(OPAK). Hal ini karena mereka harus mendampingi 30 sampai 50 mahasiswa baru
dalam satu kelompok dan tugas mereka bukan hanya mendampingi, namun mereka juga
yang bertugas untuk mengambil makanan dan air minum untuk para peserta dari
ruang komsumsi ke lokasi kegiatan.
Inilah salah satu
akibatnya yang mungkin belum disadari oleh teman-teman seperjuangan kami, yakni mahasiswa yang
pernah merasakannya. Kami hanya menekankan bahwa mari blokir atau tidak
mengutus anggota setiap Ormawa untuk menjadi pendamping sekaligus panitia di kegiatan
tersebut.
Kami jelaskan sekali
lagi mahasiswa beleng bukan menganggap mahasiswa itu bodoh atau yang lainnya
tapi ini hanya nama kumpulan saja. Tidak ada maksud kami memprovokasi antar
sesama seperjuangan namun kami hanya mengingatkan tugas menjadi mahasiawa itu
berat yang tidak seberat rindunya Dilan ke Milea.
Sekian dulu yah,
kalau ada ingin diluruskan silahkan diluruskan dan ketika ada ingin
dibengkokkan silahkan dibengkokkan dengan data sekaligus fakta yang ada. Terima
kasih telah membaca tulisan kami
yang sangat sederhana ini.
POKUS (Pojok Kampus) merupakan rubrik khusus yang membahas soal keriuhan
kampus dan hal-hal lain yang beririsan kuat dengan lingkup mahasiswa. Rubrik
ini di isi oleh tulisan-tulisan dari Mahasiswa Beleng tapi tidak menutup ruang
bagi penulis lainnya untuk berkontribusi.
Isi tulisan menjadi tanggungjawab penuh contributor,
dalam hal ini Komunitas Mahasiswa Beleng.
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan tidak mengandung unsur SARA, menyinggung kelompok gender tertentu apalagi klub sepak bola, please jangan lakukan itu.