Hantu-hantu Realitas yang Bergentayangan di Indonesia


Indonesia negara kegelapan yang dihuni tempat segala macam hantu politik dan kultural, yang merayakan segala dosa sambil menebar sejuta ketakutan bagi jiwa-jiwa tak berdaya. Hantu yang digerakan oleh kerakusan dan hasrat yang telah menyeret rakyat kedalam ironi memilukan di tengah pesta kekuasaan.

Di mana kita membahas matinya absolute realitas di kegelapan oleh hantu-hantu realitas itu sendiri yang seakan-akan tanpa kategori itu, yang kita temukan iyalah peleburan dan persilangan atau simbiosis yang kompleks, yang di dalamnya citra menyatu dengan kebenaran, artinya realitas bersilangan dengan yang asli, bersimbiosi dengan kebenaran yang aslinya, seperti fakta yang nampak dil ayar kaca, adalah bentuk kekuatan hantu-hantu realitas untuk membenarakan kesalahan yang dibuat oleh fakta itu sendiri dari pemilik kesalahan yang dilihat pembenaran dari sumber informasi yang sangat tidak absolute itu.

Sudah 30 tahun lebih bangsa indonesia digiring ke dalam lorong gelap yang diakibatkan oleh tumpang tindinya berbagi peristiwa serta representasi di dalam media yang muncul dan menghilang dengan kecepatan tinggi, yang kebenarannya tidak dapat lagi dicerna oleh akal sehat.

Seakan-akan ada sebuah mesin besar yang beroprasi di atas tubuh bangsa ini, yang memproduksi kepentingan politik atau golongan tertentu sehingga di dalam realitas antara kenyataan dan fantasi, antara kebenaran dan kepalsuan tidak dapat dipisahkan lagi, direkayasa sedemikian rupa sehingga tidak dapat lagi dibedakan antara realitas yang asli dan tiruan. Jika direnungkan sesungguhnya beroperasi apa yang disebut sebagi mesin-mesin kepalsuan. Tidak hanya uang palsu, terorisme palsu, konflik palsu, pengadilan palsu, santet palsu, dan skandal palsu.

Artinya realitas demokrasi soasial politik kini diambil alih oleh model realitas atau simulasi realitas, yang diciptakan untuk menyembunyikan realitas yang sengguhnya. Realitas sosial-politik seakan-akan dikuasai oleh mesin-mesin simulasi.

Hidayat Anwari.
Mahasiswa tua cita-cita jadi Polisi

Berkomentarlah dengan tidak mengandung unsur SARA, menyinggung kelompok gender tertentu apalagi klub sepak bola, please jangan lakukan itu.

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan tidak mengandung unsur SARA, menyinggung kelompok gender tertentu apalagi klub sepak bola, please jangan lakukan itu.

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama